Baca Komik Horor

Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 4b Chapter 5
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Mei 2009

Pak Guru Saiku (Karakter Baru)

Memperkenalkan. Salah satu karakter penting dalam cergam Santri Jaka Bendo. Dia bernama Ahmad Syaikhu, tapi sering dipanggil pak guru Saiku. Seorang santri senior yang bertugas menjadi guru pembimbing Jaka dan kawan-kawan dalam belajar ilmu 'akhirat'. Kehebatannya tak bisa diragukan lagi. Dia merupakan satu diantara sederet nama-nama santri senior yang memiliki ilmu kanuragan tinggi dan jurus-jurus menakjubkan. Dia juga pandai dalam hal ilmu agama. Sikapnya sangat ramah dan bijaksana. Tapi kalau sudah marah, berhati-hatilah terhadapnya. Perannya sangat penting, yaitu melindungi Jaka dari incaran orang-orang jahat yang berusaha merebut bendo sakti milik Jaka. Mau tahu sepak terjangnya? Tunggu kisah selanjutnya.

Minggu, 26 April 2009

Tentang Cergam (Komik) 'Santri Jaka Bendo'

Belakangan ini banyak pembaca yang mengomentari konsep dari komik karangan saya yang berjudul Santri Jaka Bendo. Dan lewat tulisan ini saya akan mencoba untuk menanggapi rasa penasaran para pembaca tentang tujuan dan motif lahirnya komik Santri jaka Bendo.

Langsung saja, dilihat dari judulnya, komik ini memang bercerita tentang kehidupan santri dimasa lalu yang tentu saja berbeda dengan masa sekarang. Karena masih belum banyak yang tahu, maka dari situlah penulis berusaha mengangkatnya dalam bentuk cerita bergambar (cergam) tentang bagaimana dan seperti apa sebenarnya santri di masa lalu itu? Kehebatannya, kealimannya, kepatuhannya, pengorbanannya, dan sepak terjangnya dalam mengubah sejarah panjang bangsa Indonesia. Ini bukan komik tentang sejarah, tetapi hanya cerita fiksi yang berseting sejarah namun tidak berhubungan dengan yang sebenarnya. Bisa dikatakan ini adalah komik dakwah yang menonjolkan keagamaan. Jadi jangan kaget jika nanti di dalamnya akan kita temukan praktek-praktek keagamaan seperti cara bersuci (wudlu, tayammum, dsb), shalat, mengaji, tahlil, istighotsah, belajar ilmu-ilmu hukum Islam semacam Fikih, dan sebagainya (wah..wah.., ini kitab apa komik sih?).

Mungkin dilihat dari gambarnya kebanyakan orang beranggapan bahwa ini komik pertarungan semacam Naruto, Bleach, atau yang lainnya. Memang di komik ini sang tokoh utama membawa semacam senjata ukuran besar bernama bendo. Tapi sebenarnya itu bukanlah senjata, karena dari dulu bendo diciptakan bukan sebagai senjata, namun hanya sebagai alat yang di gunakan oleh tukang kebun atau pesawahan yang mereka gunakan untuk mecari kayu bakar, ranting, kelapa, atau rumput-rumput liar. Lalu untuk apa santri membawa bendo segala? Kalau yang ini berhubungan dengan cerita. Soalnya penulis tentu tahu. Pembaca akan tertarik membaca sebuah komik jika di dalamnya terdapat gambar yang menarik dan memiliki jalan cerita yang tak kalah menarik pula. Semua itu tentu saja sudah menjadi pertimbangan matang setiap komikus dalam membuat komik. Layaknya sebuah komik, pastilah didalamnya terdapat berbagi macam konflik diantara tokoh-tokohnya. Dari mulai persahabatan, percintaan, bahkan pertarungan. Namun hal itu bergantung dari setiap tema (genre) yang di usung oleh kreatornya. Komik ini sendiri mengusung tema pertarungan sebagai bumbu cerita, karena jaman dahulu adalah ramai-ramainya masa para pendekar.

Karena komik ini bertema pertarungan, ada salah seorang pembaca yang menanggapi. Hampir setiap karakter laki-laki dalam komik ini memakai sarung, karena memakai sarung, tentu saja secara rasional mereka akan sulit bergerak bebas ketika menyerang atau menghindari serangan lawan, hal ini bila di bandingkan dengan gaya pertarungan manga Naruto atau Bleach yang gerakannya sangat cepat. Ada yang menyarankan agar sarung diganti dengan memakai celana supaya gerakannya lebih leluasa. Namun perlu di ingat. Sarung itu erat kaitannya dengan santri. Bisa dibilang, sarung dan peci adalah jati diri seorang santri, dan hal itu tak bisa dipungkiri sebagai seorang santri salaf (tradisional) di Indonesia. Lalu kalau dipaksakan bertarung memakai sarung apa tidak terlalu ribet? Bisa-bisa baru berlari sedikit sudah jatuh GDUBRRAAAK!!!! (kan nggak lucu).
Disinilah letak kehebatan santri jaman dahulu. Konon menurut cerita para kiai-kiai sepuh. Kehebatan santri jaman dulu itu sampai bisa tebang, melompat ketempat yang tinggi hanya dengan sekali hentakkan kaki, melumat besi dengan tangan seperti tanah liat, bahkan hebatnya lagi, hanya dengan sekali sentuh musuh bisa langsung roboh tak berdaya. Keren kan? Ini adalah keistimewaan alami dari seorang santri yang benar-benar menghormati (ta'dzim) dan patuh pada kiainya. Dengan keridhoan sang kiai yang Shalih dan alim, akan menjadikan kekuatan dahsyat yang tak terbayangkan bagi santri-santrinya. Santrinya saja sudah hebat, apa lagi kiainya. Jadi sekali lagi jangan remehkan santri. Karena dari lisannya akan keluar doa-doa yang mustajabah (istilah Jawanya "dongane mandhi"). Entah dengan santri jaman sekarang (mungkin saja masih, tapi tak sehebat dulu barangkali. Kenapa?).

Kembali ke permasalahan, mengenai tema pertarungan. Tema ini saya pilih karena paling digemari pembaca diantara tema-tema yang lain. Terbukti dengan melejitnya anime dan manga serial Naruto dan Bleach (dari tadi perbandingannya judul ini terus? Sekali lagi ini hanyalah contoh judul yang kebetulan sedang ngetren di Indonesia. Siapa tahu besok komik Santri Jaka Bendo juga ikut-ikutan ngetren. He..he.., mohon dukungannya ya..!). Tapi saya yakin, dengan story line dan gambar yang menarik juga didukung dengan pertarungan keren yang semuanya khas Santri Jaka Bendo, nantinya komik ini akan diterima baik di masyarakat. Doakan…

Dan yang terakhir, mengenai apakah karya semacam ini menjual apa tidak? Saya sebagai seorang seniman komikus sejati, hal pertama yang ada di benak penulis sebelum membuat komik ini adalah, nawaitu berkarya dan menyalurkan bakat untuk hal yang positif. Bagaimana nantinya karya saya ini akan bermanfaat bagi orang banyak. Mengajak belajar bersama tentang banyak hal kebaikan pada generasi muda. Saya ingat pesan guru saya, ketika hendak berbuat suatu hal yang baik, hendaknya dengan niat yang baik pula (niate ditoto disek). Dan untuk menjual tidaknya, wallahu a'lam. Itu urusan nomer terakhir. Yang penting saya sudah berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan yang Allah berikan pada saya. Karena saya sudah cukup bersyukur jika karya saya bermanfaat dan menyenangkan orang lain. Jadi, mari berkarya dahulu dan pantang menyerah…!

Jumat, 13 Februari 2009

Profil Zakaria (Jaka) - Santri Jaka Bendo

Ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu, siapa sebenarnya tokoh utama dalam cerita komik Santri Jaka Bendo?


Jaka adalah adalah seorang bocah berusia14 tahun. Sejak saat itu dia sudah mulai berkelana meninggalkan tempat tinggalnya disebuah desa kecil di lereng gunung Argopuro. Dia bertekat menuntut ilmu demi mewujudkan harapan orang tuanya agar kelak ia bisa menjadi orang berguna dimata masyarakat. Dengan niat yang kuat dia bulatkan tekat untuk menempuh jalan panjang guna menggapai ilmu manfaat dan barokah. Walau berbagai halangan dan rintangan menghadang, ia akan menghadapinya dengan tabah. Ia memiliki Bendo sakti (semacam golok yang ujungnya bengkok) yang menjadi incaran banyak orang.

Kepribadian

Jaka adalah anak yang murah senyum dan baik hati. Sikapnya lebih banyak diam. Ia juga tidak pernah memperlihatkan kemarahannya pada orang lain. Jarang memulai pembicaraan walau pada orang terdekat sekalipun. Sifatnya susah ditebak karena selalu bersikap seolah-olah menyembunyikan sesuatu.

Masa kecil

pada masa kecil, Jaka adalah anak yang sangat nakal, terutama terhadap adiknya. Pada saat masih berusia 7 tahun, ia mengalami peristiwa paling menyedihkan dalam hidupnya. Ia sudah harus menerima kenyataan yang menyakitkan dengan kematian adik semata wayangnya. Ia menyaksikan dengan kedua bola matanya melihat adiknya terjatuh ke dasar jurang yang curam.
Pada waktu itu adiknya berniat untuk ikut kakaknya bermain diatas bukit. Namun Jaka memarahi adiknya dan menyuruhnya untuk pulang. Tapi sang adik justru bersikeras untuk ikut. Saat itulah peristiwa tragis terjadi. Karena dipenuhi perasaan marah, secara spontan Jaka mendorong adiknya ke jurang. Melihat adiknya terlempar, seketika itu pula hatinya menyesal seolah tak percaya kalau ia begitu tega mendorong adiknya ke jurang. Ia hanya diam dan tak berkata apa-apa. Dalam dirinya mengalir perasaan bersalah yang hebat. Tak lama kemudian ia mulai berlari menuruni bukit untuk mencari adiknya. Ia mulai bertertiak tatkala melihat adiknya tergeletak dengan darah mengalir dari kepalanya. Ia bergegas menggendong dan membawanya pulang kerumah. Namun naas, nyawa sang adik sudah tak tertolong. Begitu Jaka mengetahui adiknya sudah meninggal, jeritan dan tangis tak terelakkan. Air matanya tak henti-hentinya mengalir dari kedua matanya. Siang dan malam jaka terus menangis dengan dipenuhi perasaan bersalah dan penyesalan yang mendalam. Tangisnya mulai menjadi-jadi tatkala ia mengingat kejadian waktu itu.
Sejak saat itu ia baru menyadari akan pentingnya keberadaan sang adik disisinya. Ia sadar bahwa selama ini ia selalu jahat terhadap adiknya. Selama ini ia tak pernah menyayangi adiknya layaknya sebagai seorang kakak. Ia menganggap adiknya sebagai pengganggu kala ia sedang bermain bersama teman-temannya. Namun semuanya sudah terlambat, penyesalannya seolah tak berguna karena sang adik sudah tak ada lagi didunia ini. Ia tidak pernah menyangka akan ditinggal sang adik secepat itu.
Semenjak kepergian adiknya, jiwanya mulai terguncang. Ia shock berat. Sikapnya yang mulanya periang dan aktif berubah menjadi anak yang pendiam. Yang dulunya nakal, sekarang lebih ramah dan santun. Jaka hampir tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang lain. Ia juga tidak pernah membalas ejekan, makian, dan perilaku kasar yang ditujukan padanya. Ia takut kalau ucapan dan tindakannya kelak akan mencelakakan orang lain. Jaka tidak mau kejadian yang menimpa adiknya akan terulang kembali pada orang lain. Ia tidak ingin berbuat satu kesalahan lagi dalam hidupnya. Dan sampai saat ini, sikapnya masih banyak mengundang berbagai misteri.
Apa yang terjadi pada Jaka? Akan menjadi seperti apa kehidupannya kelak? Nantikan cerita petualangan hidupnya dalam menempuh kerasnya dunia di serial komik berjudul Santri Jaka Bendo.