
Tampilkan postingan dengan label screen shot. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label screen shot. Tampilkan semua postingan
Senin, 13 Juli 2009
Jaka's Evolution

Pendekar Kupu-Kupu

Rabu, 22 April 2009
Salah Satu Adegan Konyol Si "Jaka"

Ini adalah salah satu potongan adegan dalam cergam (komik) 'Jaka Bendo' klasik (ini judul sementara, karena judul ini sudah di pakai pada cerita cergam yang lain).
Kisah seorang santri bernama Jaka yang diutus Kiainya untuk mengantarkan surat. Pada penggalan cerita kali ini mengisahkan pertama kalinya Jaka bertemu dengan…, oh ya, aku belum pernah menyebutkan nama perempuan ini sebelumnya, namanya Janah, gadis misterius dan menyebalkan yang belum diketahui latar belakang dan asal mula dia berada. Karena merasa ilmu silatnya hebat, ia malah suka menjahili orang. Ketika di suatu perjalanan, Jaka bertemu dengan Janah di sebuah jalan pedesaan. Tahu ada gadis cantik di depannya, spontan saja Jaka langsung menundukkan kepala. Di pihak lain, ketika tahu ada santri yang lewat, timbulah niat Janah untuk mengerjainya. Karena janah tahu kalau santri tak akan membiarkan orang lain dalam kesusahan, apa lagi cewek cantik seperti dirinya. Namun kali ini dugaan Janah meleset. Tipuan yang selama ini berhasil untuk menjahili orang-orang alim macam santri, semuanya tak berpengaruh bagi Jaka. Mengapa? Ini karena Jaka sempat mendengar perkataan Kiainya pada suatu pengajian kitab kuning di Pesantren. Bahwa bagi seorang laki-laki diharamkan dengan sengaja melihat perempuan lain yang bukan mahramnya tanpa adanya suatu hajat (kebutuhan). Dasar Jaka yang bodoh. Karena kedangkalan ilmunya, dia menganggap bahwa perempuan harus dihindari sejauh-jauhnya. Dia tetap berpegang teguh untuk tak melihat cewek itu, meski Jaka tahu bahwa cewek itu sedang dalam kesusahan. Jaka nyelonong saja tanpa menghiraukan cewek itu dan pura-pura seolah-olah tak terjadi apa-apa. Tapi beruntung, karena kebodohannya itulah, Jaka terhindar dari jebakan sang cewek.
Bukannya Jaka tak mau menolongnya. Lantas kenapa? Sebenarnya, jauh sebelum Jaka mendengar ucapan Kiainya itu, Jaka memang sudah takut (alergi berat) berhubungan dengan makhluk yang namanya perempuan. Maklumlah, semenjak masih kecil Jaka sudah masuk di Pesantren. Sejak saat itu, Jaka hampir tak pernah berurusan dengan perempuan. Karena di dalam Pesantren, bagi setiap santri laki-laki dilarang oleh Kiainya bertemu dengan perempuan lain selain saudarinya. Sejak saat itu, tiap kali Jaka bertemu dengan perempuan, dia selalu merasa canggung dan salah tingkah (yah, walaupun tidak semua santri di Pesantren mengalami hal ini) . Waduh…! Maaf, kebanyakan nih keterangannya…. Kok malah jadi cerpen, padahal kalau cuma lihat gambarnya saja pasti sudah paham.
Dalam komik ini, masih banyak adegan-adegan konyol lainnya yang disebabkan kebodohan dan keluguan Jaka. Bagaimana kisah selanjutnya? Nantikan!
Langganan:
Postingan (Atom)