Baca Komik Horor

Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 4b Chapter 5
Tampilkan postingan dengan label jurus jitu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jurus jitu. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Mei 2009

Karikatur VS Komik

Welcome to my parodies… He..he.., itu bukan judul sebuah lagu lho. Namanya juga parodi. Dari pada membuat plesetan gambar orang lain, mending buat plesetan gambar sendiri. Gak bakal ada yang protes.

Sebenarnya, selain aku menggambar komik. Aku juga sering menggambar karikatur disebuah majalah dan mengisi gambar kartun disalah satu media cetak nasional. Sebenarnya dulu aku tidak begitu suka menggambar karikatur, karena dulu aku lebih suka menggambar komik dan karakter-karakter manga Jepang. Karena aku bisa menggambar, aku dituntut seseorang untuk bisa menggambar karikatur. Yaa… apa boleh buat, mau gak mau aku harus membuatnya. Akhirnya aku mulai belajar untuk membuat karikatur. Aku mulai dari melihat contoh gambar-gambar karikatur di koran-koran. Kupelajari sedikit demi sedikit tentang gaya, pesan, kritik, dan segala hal tentang karikatur. Setelah tahu sedikit tentang seluk beluk karikatur, akhirnya aku keluarkan senjata rahasiaku, kupinjam mata saringan milik Hatake Kakashi, dan…. Jadilah sebuah karikatur. Walaupun pada awalnya masih biasa-biasa saja, namun seiring berjalannya waktu, aku menjadi sedikit lebih mahir dalam membuat karikatur. Aku juga mulai bisa membuat wajah tokoh-tokoh politik versi karikatur.

Karena aku tahu, gambar karikatur dan komik sangatlah berbeda. Tapi kalau tokoh karikatur dibuat komik, maka jadilah komik karikatur. Jadi gak ada bedanya kan? Memang, ini erat kaitannya dengan aliran atau gaya si penggambar itu sendiri. Jadi, jenis gambar bukanlah masalah, tinggal mau di kemanakan gambar itu. Mau dibuat komik, kartun strip, karikatur, atau media apa saja yang berhubungan dengan menggambar. Tapi, karena seringnya kita melihat komik dan karikatur, kita jadi tahu kalau keduanya punya perbedaan. Dari sekian banyak gambar komik dan karikatur, masing masing punya gambar dan ciri khas tersendiri. Mungkin dengan keumuman itulah, orang jadi bisa menilai kalau komik harus begini…begini… dan karikatur harus begitu… begitu…, hingga memunculkan sebuah aturan tidak tertulis tentang cara dan aturan dalam pembuatan tokoh sebuah komik ataupun karikatur (sekali lagi, semua ini cuma pendapatku saja).

Jadi, bagiku komik atau karikatur sudah gak jadi masalah lagi. Mau buat keduanya? why not ?!

Minggu, 26 April 2009

Komikus dan Komik Lokal

Perlu diketahui. Saya sebagai komikus amatir yang berjiwa pro memulai karir berkomik dengan otodidak dan saya belum pernah berguru dengan orang lain (sang master) dalam hal menggambar, walaupun dari dulu saya sangat ingin sekali belajar dari orang hebat, namun sampai sekarang tidak pernah kesampaian. Dengan berbekal peralatan seadanya, saya memberanikan diri untuk membuat komik seorang diri sesuai pengetahuan dan kemampuan saya.

Semua gambar yang saya buat adalah memakai teknik sendiri hasil dari eksperimen bertahun-tahun hingga akhirnya bisa memguasainya tanpa memakai standar teknik yang dibuat oleh para komikus kebanyakan (entah tekniknya sama atau tidak saya sendiri juga belum tahu. Maklum belum pernah sekolah komik). Jadi, walaupaun saya banyak mengambil referensi dari berbagai gambar yang sudah ada, tapi semua itu tidak memengaruhi teknik menggambar yang saya miliki. Walaupun saya akui terkadang gambar saya sering berubah-ubah, namun dibalik itu, saya jadi bisa menggambar dengan banyak jurus dan teknik dari komikus lain. Asalkan mau berusaha, semua tidak ada yang mustahil. Dengan mata "saringan" saya, semua teknik gambar bisa saya lahap dengan cepat, namun dengan tanpa meninggalkan teknik milik saya sendiri. Mengenai gambar saya yang itu-itu saja (yang ada di Blog ini), itu bukan berarti saya tidak bisa menggambar yang lain semacam manga.

Seperti tentang proyek terbaru saya berjudul "Santri Jaka Bendo", walaupun ada yang menilai gambar saya terlalu sederhana bila dibandingkan dengan gambar manga Jepang seperti Naruto, Bleach, Inuyasha, dll (kebetulan karakter yang saya buat memiliki jiwa yang sederhana dan santun, jadi gak perlu berpose yang aneh-aneh dan sok cool dengan wajah yang garang), itu semua karena saya ingin menggambarkan sebuah komik yang jauh dari pengaruh gambar Jepang (manga) dan lebih menonjolkan segi lokalnya. Coba pikir, ketika kita membuat sebuah komik lokal tetapi masih mengiblat dengan gambar-gambar non-lokal (manga Jepang), itu sama saja kita membuat komik luar negeri made in lokal. Jadi cuma isinya saja yang lokal, tapi 'pembungkus'nya non-lokal. Dalam hal ini, bukan maksud penulis untuk melarang siapapun menggambar manga. Semua orang bebas mau menggambar dengan teknik apa saja sesuai dengan selera yang disukai. Namun pesan penulis, jika memang kita ingin membuat gambar (karya komik) yang benar-benar lokal, tunjukkan bahwa keseluruhannya benar-benar lokal.

Tentang desain karakter, seting dan isi cerita, gaya bicara (bahasa), budaya, kebiasaan hidup dan emosi karakternya, penamaan tokoh, tempat dan yang lainnya harus bertemakan lokal. Walaupun semua itu terasa sulit, tapi cobalah! walau sebagian masih berbau Jepang atau Amerika, tapi saya yakin lama-kelamaan akan muncul ciri khas baru dari gambar-gambar khas Indonesia, asalkan ada kemauan dan pantang menyerah untuk selalu mengembangkannya. Ya, terus terang dalam hal ini dari penulis sendiri juga agak mengalami kesulitan. Tapi bertahun-tahun penulis berusaha untuk mengembangkan teknik lokal dan berangsur-angsur meninggalkan gaya gambar Jepang (manga) walaupun belum seratus persen (namanya juga usaha). Tentu saja, kita bisa menilai ke-khas-an gambar di suatu tempat atau negara dilihat dari banyaknya gambar yang memakai teknik orisinal yang sama di suatu tempat atau negara itu pula. Katakanlah Jepang, yang memiliki segudang seniman komik yang menghasilkan jutaan karya gambar yang sangat terkenal dan mampu menyihir milyaran orang-orang di dunia dengan gambar khasnya yang disebut manga. Entah kapan negara kita bisa sesukses mereka dan memiliki nama gambar sendiri. Marilah kita sebagai komikus lokal, jadilah pelopor untuk tujuan itu!

Jumat, 06 Februari 2009

Barokah Menjadi Kang Santri


SANTRI..... santri adalah seorang pelajar. Santri bukan cuma seorang pemimpi. Untuk menjadi santri bukanlah sulit, dan siapapun bisa. Tak perlu bermodal biaya besar. Dari mulai anak petani, nelayan, pedagang pasar, sampai anak dari orang tua yang tidak bekerjapun bisa menjadi santri, asalkan dia mau bersungguh-sungguh belajar dan mengabdi pada kiai di pesantren. Biarpun anak petani, jangan takut untuk bermimpi jadi Presiden atau apalah itu, asalkan mau belajar ilmu dunia akhirat dengan menjadi santri. Dengan menjadi santri, kelak apapun bisa terjadi, karena barokahnya sangat besar. Barokah itu seperti kekuatan spiritual yang sangat didambakan oleh para santri. Bahkan kehebatannya bisa melebihi dari apa yang kita sangka. Dengan bermodal pernah menjadi santri, kadang orang bisa menjadi kaya, menjadi orang terpandang, sampai ke pejabat pemerintahan. Jadi jangan heran, itulah salah satu dari kehebatan barokah. Intinya, tak perlu risau jadi orang tak punya. Tak semua pendidikan itu mahal. Jadilah Santri. Ambil barokah sebanyak-banyaknya dari para kiai di pesantren. Apapun status sosialmu, Insya Allah segala cita-citamu bisa kamu raih. Berjuanglah sobat...!

Selasa, 06 Januari 2009

Jurus Mengalahkan Diri Sendiri

Kadang kita kurang menyadari ketika sudah terjun dalam dunia persaingan. Walaupun saat itu kita telah berhasil mengalahkan lawan-lawan kita. Tapi sudahkah kita mengalahkan diri kita sendiri? Apakah kita sudah mampu menguasai diri? Belum kan? Mengalahkan diri sendiri berarti menguasai hawa nafsu pada diri kita. Entah itu nafsu makan, amarah, harta, tahta, wanita, bahkan nafsu untuk membunuh sekalipun. Hal yang dapat membentengi kita dari berbagai macam jeratan nafsu yang menyesatkan adalah iman.

Namun kita tidak bisa mengukur kadar iman seseorang, termasuk orang-orang awam seperti kita yang kurang begitu mengerti apa-apa yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan. Kita lihat saja orang-orang yang duduk dalam dunia politik. Mereka kerap menghalalkan segala cara demi menjatuhkan lawan-lawannya seakan tidak mempedulikan norma-norma keagamaan (cara seperti ini tidak ada dalam kamus Burning Knight). Mereka seperti lupa bahwa ada surga dan neraka, tempat dimana kelak mereka berada. Kalau adu mulut dirasa belum cukup, maka senjata terakhir yang keluar adalah adu jotos. Itu membuktikan mereka belum mampu mengalahkan diri mereka sendiri (self control).

Jadi, mengapa kita harus mengalahkan diri sendiri? Begini, dalam diri kita pasti mempunyai sisi jahat dan sisi baik alias punya dua kepribadian. Kadang kita terlalu mudah marah jika mendengar kata yang tidak mengenakkan. Terkadang pula kita akan merasa iba bila melihat orang yang sedang kesusahan ( kalau yang ini sih manusiawi). Dengan menyadari semua itu kita bisa tahu kondisi kejiwaan kita yang sebenarnya. Dengan begitu kita bisa lebih mawas diri dan berusaha mengontrol diri kita. Lalu semudah itukah? Memang, sulit rasanya jika belum mengetahui prakteknya. Lalu bagaimana solusi agar bisa mengatasinya? Tanpa berbelit-belit lagi, kita akan mengetahui jurusnya dari pahlawan kita, Burning Knight!

Hiaaaat…! Gawat! Musuhku kali ini sangat berat dan tangguh, karena dia adalah diriku sendiri. Dengan semangat yang membara bagai bara api, akan kukeluarakan jurus rahasiaku. Simak ceritanya baik-baik ya…! Awas jangan sampai lengah, atau kau akan kalah!

Cerita ini bermula ketika aku memperoleh karunia Ilahi yaitu ilmu bernama ‘imajinasi’. Dengan ilmu inilah aku berhasil mengalahkan diriku sendiri (wow, kok bisa?). ya, aku termasuk golongan orang yang tempramental, mudah tersinggung, mudah marah, mudah emosi dan mudah-mudahan… (apa maksudnya?). karena aku termasuk orang yang kuper alias kurang pergaulan (itu dulu, kalau sekarang alhamdulillah masih), yang selalu menghabiskan waktu di rumah saja. Setiap kali aku diolok-olok, diejek, atau bahkan dimaki seseorang, hatiku langsung berkobar. jengkel penuh rasa marah (semua orang pasti juga begitu) rasanya ingin menghajar orang itu.

Ups, tunggu dulu. Mumpung masih sadar, aku harus segera mencari solusi karena terbakarnya hati dari api kemarahan dan harus secepatnya diredam sebelum menjalar ke tangan dan kaki. Saat itulah kugunakan ilmu imajinasi untuk menangkalnya dan Duaaaaarrrr….!(tiba-tiba aku sudah berada di dunia imajinasi). Aku berubah menjadi Burning Knight (kira-kira persis seperti yang ada di foto). Kukeluarkan pedang apiku. Kuhajar dia tanpa ampun. Kulumat, kulempar, kutendang dan kuapakan saja sesuai selera hingga aku puas sampai ia bertekuk lutut tanda menyerah dan meminta maaf. ….Duar! akhirnya aku kembali kewujud semula dan kembali kedunia nyata. Tensi darah sudah mulai menurun. Urat saraf kembali merenggang. Puas rasanya karena telah berhasil melampiaskan amarah walau itu terjadi di dunia khayalanku. Aku telah berhasil mengalahkan setan yang melekat pada sisi jahatku yang hampir saja mencelakakanku. Andai saja tadi aku keburu kehilangan akal sehatku, mungkin situasinya akan lain dari yang sekarang (bisa dibayangkan sendiri).

Rintangan pertama sudah berhasil aku lalui, walaupun masih banyak cobaan menanti (begitulah manusia. Allah akan selalu memberikan cobaan pada hamba-hamba-Nya untuk menguji sejauh mana keimanan kita).

Begitulah cara Burning Knight menangkal sisi jahatnya. Walaupun cara ini kurang efektif bagi kebanyakan orang, tetapi apa salahnya jika dicoba. Mungkin akan lebih mudah jika sudah terbiasa. Asalkan punya daya imajinasi yang kuat dan pandai berhayal, semua orang pasti bisa, walaupun tidak bisa menggambar seperti Burning Knight (siapa sih yang tidak bisa berhayal? Orang bodoh aja bisa!, Seperti aku). Kalau jurus Burning Knight terlalu sulit buat kamu, banyak kok alternatif yang lainnya.

Pertama, saat menghadapi lawan yang menjengkelkan, usahakan menghindar. Tak apa dikatakan pengecut. Ini lebih baik dari pada cari masalah. Kedua, seperti yang diajarkan Islam, yaitu segeralah berwudlu untuk meredakan amarah. Kok pakai wudlu segala? Bukannya wudlu kalau hendak mau shalat?. Jawabannya cukup rasional. Marah itu ditimbulkan dari setan. Setan itu diciptakan Allah dari api. Api bisa kita padamkan dengan air. Air bisa kita peroleh dengan cara kita berwudlu. Insya Allah cara ini berhasil karena murni ajaran dari Rasulullah.(maaf, pembahasan jadi meluas kemana-mana.)

Jadi, sekali lagi pada intinya adalah tergantung dari diri kita masing-masing. Entah mau memakai jurus yang mana saja asalkan tidak melanggar hukum. Dengan imajinasi, kamu bisa berubah jadi apa saja (asal jangan menjadi Tuhan kayak Lia Eden. Benar-benar kebablasan tuh orang kalau berhayal). Bisa saja kamu berhayal menjadi super hero pujaanmu seperti Spiderman, Naruto, Son goku, dll. Atau kamu bisa berhayal menjadi super hero karanganmu sendiri seperti Burning Knight milikku (kamu boleh pinjam kostumnya kalau mau, tapi dikembalikan ya!). Kalau kita sudah terbiasa melakukannya, tentu hasilnya akan menyenangkan dan baik untuk menyongsong kehidupan kita.

Bagiku, imajinasi adalah sebuah Anti Virus (kayak computer aja) yang bisa menangkal berbagai macam virus kehidupan yang bisa merusak hati dan kepribadianku yang polos ini dimasa mendatang (he…he…). Dan yang terakhir, marilah kita tingkatkan rasa keimanan kita. Kita didunia cuma sesaat dan kelak kita kekal di akhirat. Renungkanlah…!