Baca Komik Horor

Chapter 1 Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 Chapter 4b Chapter 5

Jumat, 02 Januari 2009

Jurus Menggambar

Halo, salam kenal. Aku adalah pendatang baru didunia maya. Lewat perantara Blog ini aku akan menyalurkan hobiku, yaitu menggambar. Mengapa menggambar? Sebab hanya itulah tema yang bisa aku tampilkan, selebihnya mungkin cuma wacana pendukung saja. Dari sini aku ingin berbagi cerita mengenai kapan dan dimana aku memperoleh kekuatan super yang namanya ‘ilmu menggambar’. Semoga bisa memberi inspirasi bagi para sahabat blogger . waktu itu bermula pada saat masa kecil di rumahku. Entah kapan aku mulai bisa menggambar. Yang jelas waktu itu aku masih kecil kira-kira umur lima tahunan dan belum sekolah. Pertama kali muncul ketertarikanku pada gambar adalah ketika melihat buku pelajaran bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan macam-macam buku lainnya milik kakakku yang pada saat itu masih duduk di bangku SD. Ketika semua kakak-kakakku berangkat sekolah, tinggalah aku seorang diri dirumah. Pada saat itu aku melihat buku-buku pelajaran milik kakakku yang tergeletak di meja. Entah siapa yang nyuruh (yang jelas bukan setan), akupun membukanya. Dan waktu itulah aku melihat berbagai macam gambar-gambar ilustrasi. Setelah kubuka lembar demi lembar halaman satu ke halaman yang lain, aku mulai tertarik. Sejak saat itu hampir setiap waktu aku membuka buku. Bukannya untuk dibaca tetapi cuma kulihat gambarnya saja, karena saat itu aku masih belum bisa membaca (maklum aja, kan belum sekolah). Hampir tiap hari aku selalu membuka buku. Kadang-kadang sambil senyum-senyum sendiri. Alis berkerut, mata melotot, bibir melebar, garuk-garuk kepala sambil melirik keatas pertanda mulai berimajinasi. Orang tuakupun sampai heran melihat gerak gerikku yang agak mencurigakan. Dikiranya aku sedang belajar, padahal mereka tahu kalau aku belum bisa membaca. Walaupun akhirnya mareka tahu yang sebenarnya kalau aku cuma melihat gambarnya doang.

Setelah semua buku-buku kakakku habis kulahap, munculah keinginanku untuk bisa menggambar seperti apa yang kulihat dalam buku itu. Aku mulai berpikir kalau aku juga bisa menggambar seperti itu. Lalu aku bilang keorang tuaku supaya dibelikan kapur tulis. Waktu itu sasaran yang kugunakan sebagai media gambarku adalah lantai rumahku sendiri. Wah, gila!! Seluruh lantai rumah aku corat-coret pakai kapur tulis. Akibatnya bisa dibayangkan, seluruh lantai rumah yang tadinya hitam kurubah menjadi putih, penuh dangan gambar-gambar aneh khas gambar anak TK. Sampai-sampai orang tuaku geram melihat tingkah polahku. Namun pada akhirnya dibiarkan juga. Siapa yang tidak senang melihat buah hatinya tumbuh menjadi anak yang kreatif (pikirku). Untung saja yang kucorat-coret cuma lantai rumah, coba kalau seluruh isi rumah, bisa-bisa tangan dan kakiku dipasung dan dikunci didalam kamar yang gelap (kejam amat? Sekali lagi ini cuma imajinasiku saja, orang tuaku gak mungkin akan setega itu, maaf f(-_-)…).

Tahun demi tahun keahlian menggambarku semakin berkembang pesat. Bahkan saat masih SD hingga SMP aku sering dilombakan guruku dari tingkat kecamatan sampai ke kabupaten walaupun tidak semua aku bisa menjuarainya. Puncaknya adalah saat menjelang kelulusan SMP. Saat itu aku berhasil menjuarai lomba lukis dalam rangka Hardiknas di tingkat kabupaten. Yang membuatku bangga adalah saat itu pertama kalinya aku melukis menggunakan cat minyak dengan media kanfas. Dengan persiapan yang mepet dan dana pas-pasan dari sekolah ditambah lagi tidak adanya kesempatan untuk latihan. Padahal melukis adalah hal yang baru bagiku. Karena biasanya aku menggambar hanya menggunakan pensil, pen, dan cat air. Namun dengan hanya bermodal pengalaman menggambar dan semangat optimis aku maju dengan percaya diri dan bersikap seolah-olah sudah menjadi pelukis profesional. Akupun mengeluarkan senjata rahasia terbesarku, yaitu imajinasi. Kugoreskan kuas, kucampurkan warna satu kewarna yang lain hingga membentuk seperti apa yang kuimajinasikan, dan…Jreeeeng!! Jadilah sebuah lukisan. Akhirnya aku bisaaaa…!(jeritku dalam hati).

Barang kali ini sudah menjadi bakat asliku, buktinya sampai suatu ketika aku fakum dari kegiatan menggambarku sampai beberapa bulan lamanya karena sibuk belajar. Aku sudah tidak mempedulikan tentang gambar-menggambar. Aku berusaha untuk fokus pada materi pelajaranku. Karena kuakui sedikit banyak kebiasaanku berimajinasi sangat menggangu dalam belajar. Aku selalu melamun membayangkan ini itu hingga tak menghiraukan semua penjelasan dari pak Guru. Setelah sekian lama aku tidak menggambar, iseng-iseng aku mencoba menggambar lagi. Eh, ternyata kemampuanku belum hilang, bahkan semakin meningkat. Goresanku semakin halus, rapi dan keren abis (bukannya aku sombong lho, Cuma bangga. Apa bedanya?). Ternyata, kemampuanku masih melekat erat walaupun sudah lama tak kugunakan (aneh gak?). memang kemampuanku mengenai mengingat obyek suatu benda atau tempat sangat kuat. Bahkan aku bisa mengingat sebuah lokasi hanya dengan sekali lihat saja (boleh percaya boleh tidak), walaupun tidak sebegitu detil. Namun ingatanku mengenai obyek benda berbanding terbalik dengan ingatan mengenai pelajaran sekolah. Kalau yang ini aku sangat mudah lupa, bahkan gak sampai semenit. Kenapa ya? Apa ini berhubungan dengan enjoy dan tidaknya? mungkin.

Mengenai jenis dan aliran gambarku, aku sendiri tidak tahu pasti. Gambarku sering berubah-ubah tiap kali melihat gambar yang lebih bagus, dalam artian terus berkembang seiring munculnya gambar-gambar keren di berbagai media. Hampir semua jenis aliran gambar aku bisa. Kalau disamakan ninja dalam anime Naruto, aku ini mirip ninja copy Hatake Kakashi yang memiliki mata Saringan yang bisa meniru jurus-jurus lawan dengan sekali lihat. Bedanya, dengan mataku aku bisa meniru berbagai macam jurus-jurus menggambar, walaupun belum dengan sekali lihat (awas jangan coba-coba memandang mataku yang merah, nanti kemampuanmu kusedot atau malah tertular sakit mata, he..he..). Entah sebenarnya gambarku ini mempunyai ciri khas atau tidak, kerena setiap menggambar aku selalu mendompleng gambar orang lain (sama seperti Hatake Kakashi yang selalu menggunakan jurus ninja lain dalam bertarung dan jarang menggunakan jurus originalnya sendiri. Iya kan?). walaupun begitu, karakter yang kubuat adalah murni karakter karanganku sendiri tetapi dengan gaya dan penampilan yang sudah ada (apakah itu bisa dikatakan meniru? Terserah deh…).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar